December
11
2017
     14:33

Bank Commonwealth dan Austrade Dukung Pengusaha Perempuan Tembus Pasar Internasional

Bank Commonwealth dan Austrade Dukung Pengusaha Perempuan Tembus Pasar Internasional

JAKARTA, 11 Desember 2017 – Kontribusi sektor Small Medium Enterprise (SME) terhadap ekspor di Indonesia masih berpotensi besar untuk dapat dioptimalkan. Berdasarkan studi Asian Development Bank Institute pada 2015, kontribusi SME Indonesia terhadap ekspor nasional baru mencapai 15,8%. Melihat fakta bahwa 51% Usaha Kecil dan 34% dari Usaha Menengah dimiliki oleh perempuan[1], penting untuk mendukung pengusaha perempuan agar mampu bersaing di pasar internasional, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kontribusi sektor SME terhadap ekspor Indonesia.

Merespons kondisi tersebut, PT Bank Commonwealth dan Australian Trade and Investment Commissions (Austrade) bekerja sama dalam inisiatif pemberdayaan pengusaha perempuan agar siap bersaing di pasar internasional melalui WISE (Women Investment Series) – WIGBI (Women in Global Business Indonesia) Mentoring Program. Sebagai puncak dari inisiatif tersebut, dua kandidat terbaik mengikuti program mentoring selama sembilan bulan sejak Februari sampai dengan Oktober 2017.

Ida Apulia Simatupang, Director of SME Banking Bank Commonwealth mengatakan mentor ing program ini dilakukan sebagai komitmen Bank dalam mendukung pengusaha perempuan di Indonesia agar mampu membangun bisnis yang berkelanjutan. “Di era sekarang, peluang untuk melakukan ekspansi ke pasar global terbuka lebar. Namun tidak dapat dipungkiri, SME di negara-negara berkembang termasuk Indonesia seringkali terhambat kendala modal, infrastruktur, dan akses informasi. Melalui kolaborasi dengan Austrade, kami ingin menyiapkan pengusaha perempuan agar mampu menembus pasar internasional.”

Berdasarkan studi yang dilakukan International Finance Corporation (IFC), perempuan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, di sisi lain, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan bisnis, terutama akses ke layanan keuangan.

Safitri Damajanti, Head of Marketing, Communications & Financial Inclusion Bank Commonwealth menyebutkan bahwa, “Secara strategis, mentoring program ini juga bagian dari inisiatif inklusi dan literasi keuangan bagi perempuan melalui program WISE yang menjadi fokus penting bagi Bank, selaras dengan visi kami “to excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities.”

Saat ini, WISE telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2.500 perempuan Indonesia dan platform digital WISE App yang berisi berbagai fitur keuangan telah diunduh oleh lebih dari 3.500 orang.

Dr Matthew Durban, Counsellor Commercial, Trade & Investment Commisioner Austrade mengataka n, “Melalui program WIGBI, Austrade fokus dalam penyediaan akses bagi pengusaha perempuan terhadap informasi, sumber daya, dan bimbingan bisnis. Kerja sama strategis dengan program WISE dari Bank Commonwealth kami harapkan dapat menjembatani lebih banyak lagi pengusaha perempuan Indonesia terhadap peluang yang lebih luas, sehingga mampu membangun bisnis berkelanjutan di pasar internasional.”

Dalam mentoring program ini, kandidat terpilih menjalani berbagai sesi pelatihan selama total 18 jam. Setelah menyelesaikan program, mereka diharapkan mampu menyusun business plan komprehensif yang fokus pada strategi memasuki pasar ekspor. Kurikulum meliputi manajemen keuangan bisnis, kesiapan ekspor terutama terkait trade-financing, foreign exchange, fasilitas pendukung pembiayaan permodalan untuk menjadi export ready, networking melalui program WISE dan WIGBI, riset produk dan pemasaran, dan sesi mentoring langsung dengan para pengusaha perempuan yang lebih dahulu sukses di pasar ekspor.

Salah satu mentee terpilih yaitu Nonita Respati, pendiri Purana, sebuah fashion house yang fokus pada batik dan kain tradisional Indonesia, berbagi pengalaman selama mengikuti mentoring program. “Sebelumnya, ilmu berbisnis yang saya dapatkan murni dari otodidak. Setelah mengikuti mentoring selama 8 bulan kemarin, saya benar-benar belajar bagaimana mengelola tantangan dalam melakukan scaling up bisnis, terutama dari sisi pengelolaan modal,” ujarnya.

Senada dengan Nonita, Liza Yahya, pendiri Kanzi Collection, sebuah fashion house yang fokus pada kain ikat turut berbagi pengalamannya. “Tidak hanya kurikulum yang disampaikan benar-benar aplikatif untuk pelaku bisnis, yang menurut saya tidak kalah penting dari  mentoring ini adalah penyediaan akses terhadap networking yang luar biasa. Dapat bertemu dan mendapatkan pandangan dan masukan dari para pengusaha perempuan bisnis lain yang sudah lebih dahulu sukses di pasar internasional.”

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved