August
24
2017
     06:53

Bulan Agustus Masa Rawan Karhutla, Semua Manggala Agni Siap Siaga

Bulan Agustus Masa Rawan Karhutla, Semua Manggala Agni Siap Siaga

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 23 Agustus 2017. Pada hari senin (21/8/2017) sekitar pukul 17.30 WITA, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mendapat laporan telah terjadi kebakaran hutan disekitar jalur pendakian Sembalun  lokasi Bukit Penyesalan atas pos 3 Sembalun. BTNGR segera mengirimkan regu pemadam kebakaran dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Resort Sembalun untuk melakukan pemadaman sebanyak 8 orang dibantu oleh Tim Satgas Rinjani Bersih sebanyak 8 orang sehingga total personil yang melakukan pemadaman sebanyak 16 orang.

Luas kebakaran diperkirakan 60 Ha dengan vegetasi yg terbakar rumput kering, pohon cemara dan Bak Bakan. Pengunjung yang berada di sekitar lokasi kebakaran sudah di evakuasi menjauh dari sungai di sekitar pos 3. Terkait penyebab kebakaran, Polsek Sembalun sedang mendalami dengan memeriksa beberapa orang saksi yang berada di lokasi kebakaran. Termasuk diantaranya tiga orang pengunjung yang diduga membuang puntung rokok dan menyebabkan kebakaran.

 

Pengunjung sekitar lokasi karhut sudah di evakuasi menjauh dr lokasi kebakaran. Penerangan yang terbatas, medan yang curam serta terjal menjadi kendala dalam proses pemadaman. Namun yang menguntungkan yaitu api mengarah pada sungai yang dapat menjadi sekat bakar alami. Pada hari Selasa (22/8/2017) pukul 10.40 WITA, regu pemadam kebakaran berhasil memadamkan api secara total.

Disampaikan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) KLHK, hasil pemantauan Satelit NOAA19 tanggal 22 Agustus 2017 pukul 20.00 WIB terpantau 5 hotspot di Kabupaten Sanggau dan Sintang, Kalimantan Barat.

Sedangkan pantauan satelit TERRA/AQUA (NASA) (confidence level ≥80%), menyebutkan 8 hotspot dengan rincian 1 titik di Kabupaten OKU Timur (Sumatera Selatan), 2 titik di Kabupaten Alor (Nusa Tenggara Timur), 3 titik di Kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat, dan Pidie (Aceh), 1 titik di Kabupaten Bima (Nusa Tenggara Barat), dan 1 titik di Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)

Berdasarkan pantauan satelit TERRA/AQUA (LAPAN) (confidence level ≥80%), menyebutkan ada 13 hotspot yang terpantau yaitu 2 titik di Kabupaten Bangka Selatan (Bangka Belitung), 1 titik di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Maluku), 2 titik di Kabupaten Alor (Nusa Tenggara Timur), 1 titik di Kabupaten OKU Timur (Sumatera Selatan), 1 titik di Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), 1 titik di Kabupaten Sanggau (Kalimantan Barat), 4 titik di Kabupaten Naganraya, Aceh Barat (Aceh), dan 1 titik di Kabupaten Bima (Nusa Tenggara Barat).

Dengan demikian, total hotspot berdasarkan satelit NOAA19 dari bulan Januari 2017 hingga 22 Agustus 2017 dilaporkan sebanyak 1.530 titik. Hal ini menurun sebanyak 696  titik (31,26%), jika dibandingkan tahun 2016 periode yang sama, yaitu semula 2.226 hotspot.

Adapun data lainnya, berdasarkan satelit TERRA/AQUA (NASA) per 1 Januari s/d 22 Agustus 2017 (confidence level ≥80%), juga menunjukkan penurunan sebanyak 2.159 hotspot (77,16%), jika dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama, yaitu semula 2.798 hotspot menjadi 639 hotspot.

Kondisi hotspot tanggal 22 Agustus 2017 menurun jika dibandingkan hari sebelumnya. Terhadap hotspot tanggal 21 Agustus 2017 yang melonjak tinggi, dilakukan groundchek ke lokasi hotspot oleh Manggala Agni Kementerian LHK.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved