November
01
2017
     18:25

Dibuka Hari Ini, BRI Indocomtech 2017 Usung Tema

Dibuka Hari Ini, BRI Indocomtech 2017 Usung Tema
Publisher

Jakarta, 1 November 2017 – BRIIndocomtech 2017, pameran teknologi informasi dan komunikasi yang telah menjadi benchmark bagi perkembangan teknologi di Indonesia, hari ini resmi dibuka oleh DR. IR. Ismail MT Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika yang mewakili Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan didampingi oleh Ketua Umum Yayasan Apkomindo Indonesia (YAI) Ir. G. Hidayat Tjokrodjojo, Ketua APKOMINDO Rudi D. Muliadi, Direktur Konsumer Bank BRI Handayani beserta Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Mohammad Irfan, Direktur Kepatuhan BRI, Susy Liestyowaty, Direktur Digital Banking dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo, serta Direktur BRI yang lain, dan Presiden Direktur Traya Events, Bambang Setiawan. Pameran yang digawangi oleh Yayasan APKOMINDO Indonesia bekerjasama dengan PT Traya Eksibisi Internasional (Traya Events) dan disponsori oleh BRI ini akan berlangsung selama lima hari dari tanggal 1 November – 5 November 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Mengangkat tema “Digital Smart Living” yang mencerminkan pola gaya hidup masa kini dari masyarakat khususnya perkotaan yang tidak bisa dilepaskan dari peranti gadget dan teknologi digital dalam aspek-aspek penting kehidupannya, BRIIndocomtech 2017 berusaha untuk memberikan update dari perkembangan teknologi, gawai, solusi, dan internet of things dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam melakukan bisnis.

Dalam pelaksanaannya tahun ini, Indocomtech kembali didukung oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk tahun keenam berturut-turut. Hal ini menandakan bahwa Indocomtech telah menjadi bagian dari sebuah komitmen Bank BRI sebagai bank terbesar di Indonesia, terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. “BRI sangat bangga bisa menjadi partner utama dari BRIIndocomtech 2017 dan harapannya bisa mendukung Marketing 4.0 yang mempertemukan digital provider, player dan juga dari online menjadi offline. Dan di pameran kali ini juga ada perusahaan-perusahaan fintech (financial technology) yang mengkolaborasikan bentuk-bentuk baru atau cara bertransaksi baru, yang mirip dengan perbankan,” ungkap Handayani.

Di sisi lain, pemerintah juga terus menggeber pembangunan termasuk dalam bidang Industri Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Indonesia agar semakin memiliki peran besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional. Berdasarkan laporan The Global Competitiveness Index 2017-2018 yang dirilis oleh World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat 36 dari 137 negara. Peringkat tersebut naik dari posisi tahun lalu 41 dari 138 negara. Dalam bidang IT, peringkat Indonesia juga mengalami peningkatkan dibanding pada 2016-2017, naik dari 91 menjadi 80.

Dalam sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang diwakili oleh Dr. Ir. Ismail MT, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, menyatakan industri telah banyak terpengaruh dari perkembangan Teknologi Informasi. Pemerintah melihat destructive technology sudah ada di depan mata dan mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan. Destructive technology tersebut bisa menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis di Indonesia. Ada tiga perubahan yang menjadi kunci yaitu kompetensi, enterpreneurship, dan partisipasi masyarakat.

“BRIIndocomtech 2017 memiliki kontribusi penting untuk mengajak para pelaku industri dan pemangku kepentingan untuk meilihat perubahan dunia, perkembangan aplikasi, software, hardware, sehingga generasi muda Indonesia nantinya bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Kita saat ini berada di era baru untuk mempertahankan kedaulatan digital Indonesia,” tutur Ismail lebih lanjut.

Menurut Ismail, Pemerintah Indonesia ingin menempatkan Indonesia sebagai Negara Digital Economy terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Selain adanya E-commerce Roadmap, pemerintah menargetkan dapat menciptakan 1.000 technopreneurs baru pada tahun 2020 dengan valuasi bisnis USD130 miliar. Untuk itulah, pameran seperti BRIIndocomtech 2017 bisa menjadi pemicu untuk menciptakan startup atau peluang-peluang bisnis baru di bidang IT, baik sebagai produsen peranti digital, pencipta aplikasi dan solusi, atau penyedia e-commerce.

“Di tengah bisnis yang kini hampir semuanya menjadi online, sistem yang mengarah machine-to-machine (M2M) dan digital, ternyata masih diperlukan human touch. Itulah kenapa pameran BRIIndocomtech 2017 selalu disambut dan sangat dibutuhkan. Pameran BRIIndocomtech dapat menjadi kesempatan untuk terjadinya human touch atau interaksi antara penjual dan pembeli. Itulah sebabnya di pameran ini kita menghadirkan pemain-pemain online yang turut mendukung pameran ini dengan kehadiran secara offline,” kata Ketua Umum Yayasan APKOMINDO Indonesia (YAI) Ir. G. Hidayat Tjokrodjojo.

Yayasan APKOMINDO Indonesia berharap agar BRIIndocomtech 2017 dapat terus menjadi jendela perkembangan industri TIK Nasional yang memberikan gambaran langsung kepada masyarakat Indonesia maupun dunia internasional tentang posisi dan kemampuan industri TIK Indonesia pada saat ini. Menurut Hidayat, pameran ini ibarat sebuah etalase yang merangkum perkembangan teknologi di Indonesia, memberikan edukasi mengenai teknologi melalui workshop yang ada di dalamnya, sekaligus untuk memberikan peluang bagi startup-startup bisnis teknologi di Indonesia agar bisa menggaet calon investor, serta menjadi wadah bagi para investor dan pelaku industri internasional untuk berinvestasi di Indonesia.

Area Khusus untuk Menjaring Pebisnis dan Investasi di Bidang Industri TIK Indonesia

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved