December
18
2017
     01:35

Grab dan Hot Indonesia Selenggarakan Mapathon untuk Mitigasi Dampak Bencana Alam

Grab dan Hot Indonesia Selenggarakan Mapathon untuk Mitigasi Dampak Bencana Alam

Bandung, 16 Desember 2017 – Peta yang lengkap, jelas dan aktual adalah kunci mengurangi risiko dan dampak bencana alam. Demi mewujudkan Indonesia yang tahan bencana, Grab, platform penyedia layanan transportasi dan pembayaran mobile terdepan di Asia Tenggara, bekerja sama dengan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) Indonesia, menyelenggarakan mapathon bersama para mahasiswa di Kota Bandung pada tanggal 16 Desember 2017.

 

Mapathon, dikenal juga sebagai pesta pemetaan, adalah salah metode paling efisien untuk menambahkan data peta dan geospasial di OpenStreetMap, suatu wadah pemetaan partisipatif. Lebih dari 50 peserta mapathon yang berasal dari berbagai universitas di Bandung berkumpul di Eduplex, Dago, dan mendedikasikan waktu mereka untuk belajar melakukan pemetaan dan dilanjutkan dengan praktik pemetaan wilayah-wilayah yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan Tasking Manager, suatu alat yang mampu mengoordinasi pemetaan kolaboratif jarak jauh.

“Kegiatan mapathon ini adalah upaya Grab untuk berkontribusi lebih dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia. Sebagai perusahaan penyedia layanan transportasi, kami sangat memahami pentingnya peta yang baik dan jelas bagi kelancaran berbagai kegiatan masyarakat di era digital, termasuk di dalamnya mengurangi risiko dan dampak ketika bencana terjadi,” ujar Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs Grab Indonesia saat memberikan sambutan saat pembukaan mapathon yang juga dihadiri oleh Dudi Prayudi, Kabid Manajemen Transportasi & Parkir Dishub Kota Bandung, mewakili Walikota dan Kepala Dishub Kota Bandung dan AKP Dewi H., S. Sos., Kanit Dikyasa, Satlantas, Polrestabes Kota Bandung.

Di Indonesia, Bandung adalah kota kedua di mana Grab menyelenggarakan mapathon. Sebelumnya, pada tanggal 4 November 2017, Grab mengadakan mapathon di Jakarta yang diikuti oleh 17 peserta. Mapathon tersebut berhasil memetakan 240 ruas jalan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Tangerang dan Depok dengan total panjang 270 kilometer hanya dalam waktu tiga jam.

Mengingat banyak kota di Asia Tenggara, di mana Grab beroperasi, adalah daerah rawan bencana, Grab berinisiatif menjadikan mapathon sebagai gerakan regional untuk meningkatkan kualitas hidup dan keamanan masyarakat di kota-kota tersebut. Pada tanggal, 25 November, Grab juga mengadakan mapathon di Manila, Filipina, yang diikuti oleh lebih dari 50 peserta. Para peserta berhasil melakukan 25.000 edit peta dalam sehari kegiatan.

“Ke depan, Grab akan mengadakan lebih banyak mapathon di kota-kota lain di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan HOT dan Komunitas OpenStreetMap yang telah bekerja tanpa lelah meningkatkan kualitas peta dan data lokasi yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat,” lanjut Tri.

Yantisa Akhadi, Project Manager HOT Indonesia, mengatakan saat ini Grab sudah hadir di lebih dari 100 kota di Indonesia di mana banyak dari kota-kota tersebut merupakan prioritas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan HOT karena rawan bencana. Keunggulan teknologi Grab di kawasan Asia Tenggara dan pendekatan hyperlocal yang mereka gunakan menjadikan posisi mereka sangat unik dan strategis untuk membantu meningkatkan kualitas peta dari kota-kota tersebut.

“Kolaborasi antara perusahaan swasta dan lembaga swadaya masyarakat sangat krusial dalam membangun kapasitas kota-kota tersebut untuk merespon bencana dan mapathon adalah cara yang sangat baik untuk melibatkan berbagai kalangan masyarakat dalam upaya-upaya ini,” ungkap Yantisa.

Selain mapathon, Grab juga bekerjasama dengan HOT dan BNPB dalam melakukan pemetaan dan pengumpulan data lokasi-lokasi pengungsian dan fasilitas publik lainnya di Kabupaten Karangasem, Bali, demi membantu penanggulangan bencana erupsi Gunung Agung. Kegiatan pemetaan dan pendataan berlangsung dari tanggal 5 sampai 16 Oktober 2017 dan melibatkan sekitar 50 orang mitra pengemudi GrabBike. Dalam rentang waktu tersebut, para mitra pengemudi GrabBike berhasil memetakan dan mendata 156 pos pengungsian, 15 fasilitas kesehatan dan lima pengungsian ternak.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved