September
13
2017
     08:33

Masalah Perberasan, Ada Apa Bustanul Arifin?

Masalah Perberasan, Ada Apa Bustanul Arifin?

Jakarta. 12/9/2017,  Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan anggaran subsidi pupuk relatif konstan dari tahun ke tahun dan hasilnya telah berkontribusi pada produksi.  Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Data Komoditas Kementerian Pertanian, Dr Anna Astrid di Jakarta, Selasa (12/9/2017) terkait dengan tanggapan pernyataan Guru Besar UNILA dan Ekonom Senior INDEF Prof Bustanul Arifin yang menyatakan anggaran subsidi pupuk tidak berkontribusi pada produksi.

"Justru hasil kajian Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan menyatakan bila subsidi pupuk dikurangi maka akan menaikan harga pupuk dan menurunkan produktivitas padi”, demikian kata Anna di Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Anna menegaskan jika dikatakan subsidi pupuk tidak efektif berdasarkan kajian Bustanul pada 2014, sangat tidak relevan lagi untuk kondisi saat ini.  Sangat disayangkan sang Profesor mengevaluasi kebijakan 2015-2017 tetapi menggunakan data 2014 yang sudah out of date.

"Karena sejak 2015 hingga sekarang sudah banyak pembenahan dan dibangun sistem online.  Kementan sudah mengembangkan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK, red)," tegas dia.

Selanjutnya, bersama Kemen-BUMN dan Pemda dan Perbankan BUMN mengembangkan Kartu Tani.  Saat ini sudah ada 3,5 juta penerima Kartu Tani. Tahun 2018 diterapkan penuh di Pulau Jawa dan tahun selanjutnya di seluruh Indonesia.

"Untuk diketahui sejak 2016 relatif tidak ada keluhan petani mengenai pupuk. Pengendalian dilakukan ketat termasuk pengawalan TNI dan Satgas Pangan sehingga lebih dari 40 kasus pengoplos pupuk sudah diproses hukum," ujar Anna.

Lebih lanjut Anna menyebutkan berbagai kebijakan dan program Upaya Khusus (Upsus) sejak 2015 hingga sekarang seperti membangun infrastruktur irigasi, mekanisasi, bantuan dan subsidi benih, pupuk, asuransi, dan lainnya berhasil meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.  Buktinya produksi padi 2016 sebesar 79,2 juta ton atau naik 4,96% dibandingkan tahun 2015. 

"Produksi padi dua tahun terakhir naik 8,4  juta ton setara Rp 38,5 triliun.  Demikian juga produksi jagung meningkat," sebut Anna.

Perlu diketahui, terdapat peningkatan produksi pada 24 komoditas pertanian selama dua tahun terakhir memberi nilai tambah sebesar Rp 171 triliun. Kinerja produksi pangan inilah yang menjadi domain Kementerian Pertanian. 

"Ya silakan Profesor meragukan angka produksi, tetapi untuk diketahui PDB Pertanian tumbuh tiap tahun itu kan karena ada nilai tambah output dari produksi," pinta Anna.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved