March
23
2018
     14:14

Momentum Diversikasi Usaha untuk Mewujudkan Sebuah Kawasan Terpadu

Momentum Diversikasi Usaha untuk Mewujudkan Sebuah Kawasan Terpadu

CIKARANG — Pada hari ini, PT Puradelta Lestari Tbk. dan anak Perusahaan (“Perseroan”) mengumumkan Laporan Keuangan yang telah diaudit untuk periode 31 Desember 2017.

Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 1.336 miliar sepanjang tahun 2017, dimana pendapatan ini paling besar dikontribusikan oleh penjualan lahan industri sebesar Rp 1.070 miliar. Pendapatan tersebut lebih rendah dibandingkan dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 1.594 miliar.

Direktur Independen PT Puradelta Lestari Tbk., Tondy Suwanto, menyatakan bahwa di tahun 2017 Perseroan membukukan penjualan dari pelanggan industri dari sektor yang bervariasi. “Di tahun 2017 ini, kami membukukan penjualan lahan industri dari perusahaan-perusahan ternama berbagai macam sektor, seperti sektor terkait otomotif, farmasi, dan sanitasi”, ujar Tondy. “Hal ini menegaskan posisi GIIC, kawasan industri di Kota Deltamas, sebagai kawasan industri terdepan dan terandal di Indonesia yang menjadi pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan besar, baik domestik maupun asing”, tambahnya.

Tondy Suwanto juga menambahkan, bahwa di tahun 2017, Perseroan juga berhasil meningkatkan diversifikasi segmen usaha. “Sekitar 96,8% pendapatan usaha Perseroan di tahun 2016 disumbang oleh segmen industri. Di tahun 2017, segmen industri menyumbang 80,1% pendapatan usaha Perseroan”, jelas Tondy. “Ke depannya, memang segmen industri masih menjadi tulang punggung usaha Perseroan, namun kami akan terus melakukan diversifikasi usaha, terutama pengembangan segmen hunian dan komersial sesuai dengan misi Perseroan untuk mengembangkan sebuah kawasan terpadu modern”, tambahnya. “Di 

tahun 2017, kami telah bekerjasama dengan PT Panahome Gobel Indonesia mendirikan ventura bersama PT Panahome Deltamas Indonesia untuk memperkuat segmen hunian di Kota Deltamas”, imbuhnya.

Di tahun 2017, pendapatan segmen industri mencapai Rp 1.070 miliar, sedangkan pendapatan segmen hunian dan komersial masing-masing mencapai Rp 122 miliar dan Rp 110 miliar. Di samping itu, pendapatan lain dari segmen hotel dan segmen sewa masing-masing mencapai Rp 30 miliar dan Rp 3 miliar.

Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 815 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan laba kotor di tahun sebelumnya sebesar Rp 896 miliar, seiring menurunnya pendapatan Perseroan.

Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 624 miliar, lebih rendah dibandingkan laba usaha di tahun sebelumnya sebesar Rp 724 miliar. Di tahun 2017, biaya operasional meningkat menjadi Rp 191 miliar dibandingkan biaya operasional di tahun 2016 yang mencapai Rp 172 miliar. Kenaikan biaya operasional ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya umum dan administrasi seiring dengan perkembangan usaha Perseroan.

Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 657 miliar di tahun 2017, lebih rendah dibandingkan laba bersih di tahun sebelumnya sebesar Rp 757 miliar, seiring dengan penurunan laba usaha Perseroan.

Dari sisi fundamental, aset Perseroan per 31 Desember 2017 tercatat Rp 7.471 miliar, lebih rendah dibandingkan aset Perseroan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 7.804 miliar. Menurunnya jumlah aset terutama disebabkan menurunnya kas dan setara kas dari Rp 1.219 miliar per 31 Desember 2016 menjadi Rp 785 miliar per 31 Desember 2017. Di tahun 2017 sendiri, Perseroan dua kali membagikan dividen tunai, masing-masing sebesar Rp 723 miliar di bulan Juni 2017 dan Rp 313 miliar di bulan 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved