December
06
2017
     15:11

Pertumbuhan Ekonomi Hijau: Andalan Kawasan Ekonomi Khusus Menarik Investasi

Pertumbuhan Ekonomi Hijau: Andalan Kawasan Ekonomi Khusus Menarik Investasi

Jakarta, 6 Desember 2017 - Konferensi Kawasan Ekonomi Khusus Hijau diselenggarakan hari ini, 6 Desember 2017, di Hotel Aryaduta, Jakarta untuk mendiskusikan berbagai cara untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta praktik-praktik terbaik dan tantangan utama, baik di Indonesia maupun di dunia. Dihadiri oleh pembuat kebijakan, pelaku industri dan para ahli, konferensi ini digelar oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bekerja sama dengan Global Green Growth Institute (GGGI). Ajang bergengsi tersebut menyoroti pentingnya menempatkan pertumbuhan ekonomi hijau di garis depan pembangunan KEK untuk meningkatkan produktivitas, membangun wilayah baru (ruang hidup), meningkatkan daya saing Indonesia, mendorong lebih banyak investasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mencapai komitmen Indonesia terhadap Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contributions/NDC).

“Pembangunan KEK dan pusat-pusat pertumbuhan ke depan perlu menerapkan praktik-praktik yang terbaik dan berkelanjutan. Ekonomi Hijau di KEK harus mampu meningkatkan keterlibatan masyarakat seluas mungkin. Ini kunci penting agar daya dukung sosial ekonomi suatu KEK tetap terjaga,” kata Ir. Bambang Adi Winarso, Plt. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada sambutan pembukaan konferensi.

Pemerintah Indonesia saat ini telah meresmikan 12 KEK, empat di antaranya telah beroperasi, yang mewakili kegiatan ekonomi di beragam sektor industri, mulai dari industri pengolahan berbasis sumber daya alam, seperti perikanan, kelapa sawit dan oleokimia, hingga industri pariwisata. Memasukkan konsep pertumbuhan ekonomi hijau atau green growth dalam KEK dapat memperkuat posisi Indonesia dan mewujukan potensi besar untuk mempercepat pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan keadilan sosial.

Enoh S Pranoto, Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus menjelaskan, “Berbagai kemudahan dan insentif yang diberikan bagi investor untuk berinvestasi di KEK, harus membangun nilai tambah yang maksimal bagi keberlanjutan KEK dan masyarakat di wilayah. Prinsip-prinsip pertumbuhan ekonomi hijau dalam pembangunan, sudah kita mulai sejak pengusulan, pembangunan dan pengelolaan suatu KEK. Itu untuk menjamin daya tarik dan daya saing KEK di mata investor yang kritis atas pengelolaan yang ramah lingkungan. Pada gilirannya akan memperkuat kawasan-kawasan ini, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, dan semakin meningkatkan produktivitas”.

DN KEK saat ini sedang menggulirkan proyek investasi hijau yang didukung oleh GGGI dimulai dengan studi penilaian KEK Sei Mangkei dan KEK Mandalika yang meliputi evaluasi KEK serta tersusunnya pedoman dan instrumen kebijakan yang terpadu.

Marcel Silvius, Country Representative GGGI Indonesia menyatakan, “Kerja sama kami dengan DN KEK dalam mengembangkan kerangka kerja pembuatan pedoman dan instrumen kebijakan yang terpadu merupakan langkah maju untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di setiap KEK yang ada di Indonesia. Studi penilaian kami di KEK Mandalika dan KEK Sei Mangkei, yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi investasi, menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ekonomi hijau sangat penting untuk mendorong mekanisme-mekanisme inovatif dan memicu terjadinya reformasi yang berorientasi terhadap pertumbuhan hijau dalam skala yang lebih luas. GGGI akan terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam membangun KEK yang hijau dengan cara mendorong investasi dan merancang proyek-proyek hijau yang memberikan manfaat sosial, lingkungan dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.”

Konferensi ini berhasil memberikan kesempatan saling belajar dari praktik-praktik terbaik dan pembelajaran penting yang dipetik dari pembuat kebijakan, para ahli dan praktisi internasional, termasuk dari Indonesia, Korea, Cina, Thailand, Filipina, Maroko, Afrika Selatan, dan Mauritius. Konferensi juga dihadiri oleh pejabat kementerian/lembaga terkait, anggota Dewan Nasional KEK, Gurbernur dan Bupati/Wali kota Dewan Kawasan KEK, Kepala Daerah Dewan Kawasan KEK, Pengelola 12 KEK, dan para investor di KEK. Konferensi tersebut menyimpulkan bahwa fokus komitmen pada kualitas pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk mendorong investasi dan untuk sepenuhnya mewujudkan potensi ekonomi suatu negara.

Tentang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK)

Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) didirikan untuk mengawasi dan mengelola pembangunan kawasan-kawasan ekonomi khusus. Melapor langsung kepada Presiden Republik Indonesia, DN KEK berada di bawah kepemimpinan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan terdiri dari para menteri lainnya serta pemimpin institusi pemerintah maupun non-pemerintah di bidang pemerintahan, keuangan, industri, pekerjaan umum, perdagangan, transportasi, tenaga kerja, perencanaan pembangunan nasional dan koordinasi investasi.Untuk mempelajari lebih lanjut, lihat http://kek.go.id/.

Tentang Global Green Growth Institute (GGGI)

Berbasis di Seoul, Korea Selatan, Global Green Growth Institute (GGGI) adalah sebuah organisasi antar pemerintah yang mendukung pemerintah negara-negara berkembang dalam upaya transisi menuju model pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, baik dari sisi lingkungan maupun sosial. GGGI terdiri dari 25 negara anggota, di mana program-program GGGI menyediakan dukungan teknis, pengembangan kapasitas, perencanaan dan implementasi kebijakan, dan membantu membangun proyek-proyek investasi hijau yang layak mendapatkan pendanaan perbankan (bankable). Untuk mempelajari lebih lanjut, lihat http://www.gggi.org dan kunjungi GGGI di Facebook dan Twitter.


Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved