April
06
2017
     14:49

Produksi Menurun, Ekspor Tergerus

Produksi Menurun, Ekspor Tergerus
Publisher

Indonesia masih berada di musim panen sawit yang rendah. Hal ini berdampak pada kinerja produksi minyak sawit. Produksi minyak sawit (CPO dan PKO) Indonesia pada Februari 2017 tercatat menurun sekitar 8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, atau dari 2,86 juta ton pada Januari menurun menjadi 2,6 juta ton di Februari.

Kinerja ekspor minyak sawit juga ikut tergelincir. Ekspor minyak sawit Indonesia termasuk oleochemical dan biodiesel hanya mampu mencapai 2,66 juta ton pada Februrari atau turun 6% dibandingkan Januari lalu yang mencapai 2,84 juta ton. Penurunan ekspor ini lebih banyak disebabkan tingginya bea keluar yang dikenakan pada Februari yaitu US$ 18 per metrik ton. Hal ini membuat para penghasil minyak sawit menahan penjualan sebaliknya traders juga menahan pembelian.

Stok minyak sawit Indonesia pada akhir Februari tercatat 1,93 juta ton atau tergerus sekitar 32,5% dibandingkan dengan pada stok Januari lalu yaitu 2,85 juta ton. Stok terkikis karena produksi yang masih turun sementara ekspor masih tinggi meskipun mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Sepanjang Februari negara-negara Timur Tengah, Bangladesh, China dan negara-negara Afrika membukukan kenaikan permintaan akan minyak sawit Indonesia. Negara-negara Timur Tengah mencatatkan kenaikan permintaan yang sangat signifikan yaitu 116% atau dari 104,09 ribu ton pada Januari terkerek menjadi 224,73 ribu ton pada Februari lalu. Sementara kenaikan permintaan dicatatkan Bangladesh sebesar 23%, China 9% dan negara-negara Afrika 3%.

Sebaliknya penurunan permintaan minyak sawit Indonesia dibukukan oleh Amerika Serikat, negaranegara Uni Eropa, Pakistan dan India. Negeri Paman Sam mencatatkan penurunan permintaan sebesar 46% atau dari 100,89 ribu ton pada Januari tergerus menjadi 54,85 ribu ton pada Februari. Penurunan ini diekori oleh negara-negara Benua Biru sebesar 43%, Pakistan 25% dan India 13%. Selain dari bea keluar yang tinggi, penurunan permintaan juga disebabkan adanya perlambatan konsumsi masyarakat di India dan banyaknya stok kedelai di Amerika Serikat.

Dari sisi harga, sepanjang Februari 2017 harga rata-rata CPO global bergerak di kisaran US$725 – US$ 820 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 777,5 per metrik ton. Harga harian minyak sawit pada pekan pertama sampai pada pekan ketiga masih menunjukkan tren kenaikan dan terus terkoreksi pada pekan terakhir Februari. Harga mulai terkoreksi karena permintaan pasar yang sepi.
Harga CPO global masih stagnan sepanjang Maret yang bergerak di kisaran US$ 685 – US$ 750 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 731,7 per metrik ton. GAPKI memperkirakan harga sampai pekan kedua April akan masih tetap stagnan dan akan bergerak di kisaran US$ 680 – US$ 720 per metrik ton.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan bea keluar ekspor CPO untuk bulan April sebesar US$ 3 per metrik ton dengan harga referensi US$ 762,88 per metrik ton.

Indonesian Palm Oil Statistics Data 2017 *’000
Sumber : diolah dari ESDM, Kementan, Kemenperin, BPS, GAPKI, APROBI, GIMNI, APOLIN, AIMMI, BPDPKS
Jakarta, 6 April 2017 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
Informasi lebih lanjut, hubungi:
Fadhil Hasan Direktur Eksekutif GAPKI Tel. 021-57943871 Fax. 021-57943872


Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved