January
05
2018
     12:40

Tradisi Wiwitan Petik Teh Tandai Produktivitas Tinggi Mitra Kerinci di Tahun 2017

Tradisi Wiwitan Petik Teh Tandai Produktivitas Tinggi Mitra Kerinci di Tahun 2017

SOLOK SELATAN – Ungkapan rasa syukur bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui upacara adat yang sudah menjadi tradisi, seperti yang dilakukan di lingkungan Perkebunan Teh Liki, di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Perkebunan teh BUMN yang dikelola oleh PT Mitra Kerinci, Anak Perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) tersebut memiliki tradisi unik yang digelar setiap menjelang awal musim petik teh sebagai penanda dimulainya produksi teh Mitra Kerinci di tahun yang baru.

Tradisi setempat tersebut dinamai “Wiwitan Petik Teh” atau petik perdana pucuk teh. Agenda tahunan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur para pegawai pabrik teh PT Mitra Kerinci terhadap karunia yang telah dicurahkan sang pencipta melalui setiap pucuk teh yang mereka hasilkan.

Ditemui di sela-sela pembukaan Wiwitan Petik Teh, Kamis, 4 Januari 2018, di Solok Selatan, Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, tradisi ini sekaligus merupakan perwujudan doa dan harapan masyarakat sekitar yang notabene berprofesi sebagai pegawai di perkebunan dan pabrik Mitra Kerinci. “Harapannya agar tahun 2018 kinerja PT Mitra Kerinci semakin lebih baik, itu pasti,” ungkapnya.

Didik mengatakan, Wiwitan Petik juga menjadi penanda dan penyemangat bahwa di tahun 2018 ini Mitra Kerinci siap mengulang bahkan melampaui sukses tahun 2017 yang telah dicapai. Kinerja Mitra Kerinci di tahun 2017 terbilang positif, dengan luas areal tanaman efektif 1.081 ha perusahaan perkebunan yang terletak di Kaki Gunung Kerinci ini mampu memproduksi teh kering sebanyak 3.900 ton atau produktivitas tercapai sebesar 3,9 ton teh kering per ha. Jumlah tersebut di atas rata-rata produktivitas teh kering nasional tahun 2016 sebesar 1,6 ton per ha. Hal tersebut diikuti capaian angka penjualan mendekati Rp70 Milyar.

Lebih lanjut, Didik mengatakan, untuk menjaga konsistensi kinerja Mitra Kerinci pada level yang tinggi, perusahaan telah mulai melakukan pemanfaatan sistem teknologi informasi. Sistem yang dinamakan SAUB atau Sistem Analisis Usaha Perblok tersebut resmi diluncurkan bersamaan dengan pelaksanaan Wiwitan Petik.

Keberagaman dan CSR dalam Wiwitan Petik

Sementara itu, Direktur PT Mitra Kerinci Yosdian Adi mengungkapkan, melalui tradisi Wiwitan Petik perusahaan berupaya berkontribusi pada pelestarian budaya serta pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Ia berharap Wiwitan Petik dapat dilaksanakan setiap tahun dan bisa menjadi bagian dari agenda wisata budaya Kabupaten Solok Selatan.

“Ada nilai luhur yang terkandung dalam Wiwitan Petik Teh, salah satunya sebagai simbol dari keberagaman dan akulturasi tiga kebudayaan yang tumbuh kental di lingkungan perkebunan, yaitu Budaya Minang, Jawa, dan Sunda,” ujarnya.

Wiwitan Petik Teh sendiri mengadopsi makna dari wiwitan petik padi yang merupakan tradisi Suku Jawa, namun cara yang digunakan mengikuti cara petik teh perdana yang lazim dilaksanakan di Tatar Sunda dan disemarakan dengan nuansa adat istiadat ranah Minang yang kental.

“Kami berharap mampu menarik lebih banyak wisatawan yang datang berkunjung sehingga dapat berkontribusi positif menghidupkan ekonomi lokal. Apalagi dengan pemadangan yang indah dan udara yang sangat sejuk kebun Liki berpotensi sebagai daerah tujuan wisata. Di areal kebun Liki juga terdapat air terjun Tansi Ampek yang tidak kalah indahnya,” papar Yosdian.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved