October
05
2016
     07:17

Mahasiswa/i Universitas Gadjah Mada Dipilih Sebagai Finalis Tantangan Inovasi Pangan Internasional

JAKARTA - Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) mengumumkan tim mahasiswa/i Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu dari tiga finalis Tantangan Inovasi Pangan Internasional YSEALI, yang berupaya mencari solusi teknologi untuk mengatasi tantangan di bidang pertanian, akuakultur, dan perikanan. MINO Microbubbles dari Universitas Gadjah Mada dan dua tim mahasiswa/i dari Kamboja dan Malaysia menyisihkan lebih dari 200 tim lain dari Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Para finalis mengikuti pelatihan boot camp khusus di Singapura pada bulan Juli lalu dan mendapatkan  bimbingan dari raksasa teknologi Cisco dan Intel untuk mengembangkan solusi mereka lebih jauh lagi. Tiga tim tersebut akan berangkat ke Kamboja akhir Oktober untuk mempresentasikan solusi berbasis teknologi yang ditemukannya di Pertemuan Para Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Pemenang akan diumumkan pada 28 Oktober 2016 saat pertemuan tersebut berlangsung. Hadiah utama tantangan ini adalah kunjungan studi ke Austin, Texas, salah satu pusat teknologi di Amerika Serikat pada bulan Maret 2017.

"USAID berkomitmen untuk bermitra dengan kaum muda dalam memecahkan masalah pembangunan yang paling sulit dan mengakhiri kemiskinan ekstrim di dunia, "kata Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes AS Brian McFeeters. "Para inovator muda dari Universitas Gadjah Mada telah menemukan teknologi pengolahan air yang canggih yang akan membantu para peternak ikan nila mendapatkan hasil panen yang lebih baik, yang nantinya akan membantu meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan. Kami berharap yang terbaik untuk mereka dan selamat berjuang di tahap akhir kompetisi di Kamboja nanti."

Tim MINO Microbubbles terdiri dari Muhammad Nabil Satria Faradis, Fajar Sidik Abdullah, dan Untari Febrian Ramadhani, dengan pembimbing Dr. Deendarlianto. Tim ini memaparkan penemuannya secara daring kepada panel yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan bisnis untuk menunjukkan mengapa meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air dapat mempercepat pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, perlakuan terhadap air telah membantu menghasilkan ikan nila yang lebih berat dan mempersingkat waktu panen ikan dari rata-rata dua kali menjadi tiga kali setahun. Inovasi mereka bisa mempersingkat waktu rata-rata panen ikan nila hingga 62 persen.


Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved