Tingkat Kesadaran Rendah, HSBC Serukan Pentingnya Proteksi Keamanan Finansial Jangka Panjang
Hasil studi terbaru yang dilakukan untuk HSBC yang bertajuk the Power of Protection, Confidence in the Futuredan Life Changers, menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang telah memilih proteksi sebagai solusi utama dalam mengatasi kebutuhan-kebutuhan yang berpotensi mempengaruhi kondisi keuangan secara signifikan.
Menurut studi ini, sebagian besar responden mengaku terpaksa mengambil alokasi dana yang sebenarnya dialokasikan untuk kebutuhan lain (61%), mengubah prioritas pengeluaran yang sudah direncanakan (60%), mengambil simpanan di tabungan (51%) dan sebagian mengaku mencari pinjaman atau utang (39%) yang tentu saja berpotensi mengganggu stabilitas finansial. Hanya 29% responden yang mengaku membeli asuransi baru, sementara 24% lainnya memutuskan membeli tingkat perlindungan tambahan pada asuransi yang telah dimilikinya.
Temuan-temuan dari studi HSBC ini tak berbeda jauh dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan dari 100 orang Indonesia hanya 18 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi dan hanya 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi.
“Sebagai penyedia layanan Wealth Management yang komprehensif, HSBC sangat memahami bahwa di setiap tahapan kehidupan individu terdapat beragam tantangan dan kebutuhan yang harus dapat dikelola dan diantisipasi dengan baik. Tahapan seperti memasuki dunia kerja, berumah-tangga, membeli rumah, memiliki anak serta membiayai pendidikannya, hingga masa-masa membangun kemapanan adalah rangkaian tahapan yang telah diprediksi dan termasuk di dalam perencanaan finansial. Namun yang lebih kritikal untuk diantisipasi oleh setiap individu melalui solusi proteksi yang tepat adalah peristiwa-peristiwa tak terduga yang dapat terjadi di setiap tahapan dan berpotensi menggoyahkan kondisi finansial,” ujar Steven Suryana, Head of Wealth Management, HSBC Indonesia.
Studi yang sama menunjukkan bahwa kejadian-kejadian tak terprediksi yang banyak dikhawatirkan oleh sebagian besar responden dapat berdampak pada kondisi finansial mereka adalah munculnya penyakit kritis atau cidera serius di kemudian hari (71%). Kejadian-kejadian tak terduga lainnya yang dikhawatirkan muncul di kemudian hari dan bisa berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan adalah kerusakan rumah akibat cuaca ataupun bencana, kebakaran, dan kehilangan barang berharga. Meskipun biaya pendidikan anak menjadi tahapan yang sudah terprediksi, namun ketidakpastian besarnya jumlah dana yang dibutuhkan di masa nanti juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi 61% responden.
Temuan lainnya yang tak kalah menarik adalah adanya kekhawatiran banyak responden di Indonesia (42%) bahwa generasi yang akan datang akan mengalami lebih banyak tekanan finansial. Hal ini antara lain disebabkan ketidaksiapan generasi saat ini dalam mempersiapkan masa pensiun.
Fakta-fakta menarik ini mendorong HSBC berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asuransi terkemuka, seperti Allianz dan AXA menyediakan solusi proteksi yang komprehensif agar mampu menjawab kebutuhan perlindungan yang lengkap, baik untuk kesehatan, pendidikan anak, hingga masa pensiun. HSBC juga menghadirkan perlindungan optimal melalui kartu kreditnya, HSBC Premier Mastercard.
“HSBC sangat memahami apa yang menjadi aspirasi dan gaya hidup di kalangan masyarakat modern saat ini maupun di kemudian hari, termasuk kalangan nasabah HSBC Premier. Berkaitan dengan proteksi, HSBC menghadirkan perlindungan, keistimewaan dan kenyamanan bagi nasabah HSBC Premier yang menjadi pemegang Kartu Kredit HSBC Premier MasterCard beserta keluarganya. Dengan HSBC Premier MasterCard, mereka memperoleh kemudahan dalam pembayaran premi asuransi, selalu merasa tenang dan terlepas dari kekhawatiran saat berada di rumah maupun bepergian ke luar negeri berkat beragam manfaat dan nilai yang kami persembahkan,” ujar Dewi Tuegeh, Head of Customer Value Management, HSBC Indonesia.