March
26
2017
     11:34

Unit Produksi Gas Terapung Siap Berlayar

Unit Produksi Gas Terapung Siap Berlayar

JAKARTA, 27 Maret 2017 - Indika Energy melalui anak usahanya, PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) yang bermitra dengan PT Saipem Indonesia sebagai pemimpin joint operation, PT Chiyoda International Indonesia, dan Hyundai Heavy Industries Co. Ltd., meraih capaian signifikan dalam proses perampungan pembangunan Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit, FPU) untuk proyek gas nasional Jangkrik dengan berlayarnya FPU.

Pekerjaan megakonstruksi senilai US$ 1,1 milyar yang menjadi bukti capaian teknik rekayasa berskala besar dengan tingkat kompleksitas sangat tinggi serta melibatkan insinyur-insinyur terbaik Indonesia ini akan memberi kontribusi signifikan pada sektor minyak dan gas (migas) nasional.

Selesainya pembangunan FPU Jangkrik ditandai dengan acara syukuran sekaligus penamaan lambung kapal di tempat pembuatannya di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada 21 Maret 2017. Selanjutnya, FPU Jangkrik akan berlayar dari Tanjung Balai Karimun menuju ke lapangan gas lepas pantai Jangkrik di Selat Makassar dengan menempuh perjalanan laut selama 12 hari.

Lapangan Jangkrik yang cadangan gasnya ditemukan pertama kali pada 2009 dan dikembangkan oleh ENI Muara Bakau BV. ini terletak sekitar 70 km dari pantai, di wilayah Muara Bakau, Selat Makassar, lepas pantai Kalimantan, pada kedalaman air antara 250 hingga 500 meter. Fasilitas FPU Jangkrik ini memiliki kapasitas produksi 450 juta kubik gas per hari (MMSCFD) ditambah dengan kondensat. Diharapkan gas dari Lapangan Jangkrik akan mulai mengalir (onstream) pada akhir Juli 2017.

"Ini adalah tonggak sejarah penting dalam industri migas kita. Ini adalah FPU terbesar yang pernah dibuat di Indonesia dan untuk proyek eksploitasi gas laut dalam yang pertama di tanah air. Kami bangga dapat berpartisipasi di dalamnya,” tutur Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy.

Keunggulan Teknik Rekayasa

Tidak hanya terbesar di Indonesia, tetapi proyek FPU Jangkrik juga merupakan yang pertama di dunia yang berhasil menggabungkan modul fasilitas pemrosesan (topside) yang memiliki bobot sekitar 14.000 ton secara utuh ke atas kapal (hull) berukuran panjang 192 meter dan lebar 46 meter. Hal ini dimungkinkan oleh desain rekayasa dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Proses penggabungan modul fasilitas pemrosesan ke atas kapal tersebut membutuhkan waktu 2 hari nonstop.

Tingkat kesulitan dan kompleksitas sangat tinggi dalam megakonstruksi FPU Jangkrik ini menuntut keahlian dan pengalaman yang mumpuni. Tripatra dengan rekam jejak lebih dari 44 tahun memanfaatkan seluruh kemampuannya dalam menyelesaikan proyek ini. “Dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan yang tergabung dalam joint operation, dalam kurun waktu 36 bulan, kami mampu menyelesaikan proyek. Lebih cepat dari jadwal semula” tutur Joseph Pangalila, Direktur Utama Tripatra.

“Selain aspek teknis yang kompleks, pembangunan FPU ini juga mensyaratkan standar keselamatan sangat tinggi yang tidak mudah untuk diterapkan, namun Tripatra berhasil mengerjakan proyek selama 10 juta jam tanpa kecelakaan kerja,” ujar Joseph bangga.

Karya Insinyur Indonesia

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved