January
18
2017
     15:45

Survei Microsoft: Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud untuk Proses Transformasi TI

Survei Microsoft: Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud untuk Proses Transformasi TI

Jakarta, 18 Januari 2017 – Pemimpin teknologi informasi (TI) di Asia Pasifik mengambil langkah tegas dalam menyesuaikan pendekatan teknologi dengan proses transformasi digital organisasi, sembari mengelola infrastruktur TI yang sudah berjalan.

Sebanyak 48% dari para pemimpin TI di Asia Pasifik memprioritaskan hybrid cloud dibandingkan public cloud ataupun private cloud untuk organisasi mereka. Data tersebut merupakan salah satu dari beberapa temuan kunci dalam survei Microsoft Asia Pasifik yang melibatkan 1.200 pemimpin TI, di 12 negara untuk memahami bagaimana mereka mengembangkan strategi infrastruktur TI untuk memenuhi kebutuhan bisnis digital.

Beberapa tahun mendatang akan menjadi masa-masa penting bagi para pemimpin TI saat menjalankan rencana transisi ke infrastruktur TI modern berbasis cloud. Menurut IDC, sebanyak 60% dari 1.000 organisasi di Asia Pasifik akan menjadikan transformasi digital sebagai kunci strategi bisnis mereka pada penghujung tahun 2017 ini.

Kekinian Digital atau Kekacauan Digital

Pemimpin TI berusaha menyeimbangkan kebutuhan TI, tuntutan anggaran, serta tuntutan untuk memodernisasi sistem yang dapat memenuhi tantangan masa depan digital. Survei menemukan bahwa saat ini 43% dari responden di Indonesia sudah menggunakan hybrid cloud. Angka ini diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 48% dalam 12-18 bulan ke depan. Adapun 30% lainnya menggunakan private cloud dan 27% memanfaatkan public cloud. Survei juga menunjukkan bahwa kecil kemungkinan responden meningkatkan investasi baik di solusi private cloud maupun public cloud karena permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin menguat.

Saat ini, pemimpin TI mendambakan kemudahan dalam menghadapi lingkungan TI yang semakin kompleks untuk dikelola:

  • Pemimpin TI masih harus mengelola aset TI tradisional untuk mendukung aplikasi yang sudah ada dan memenuhi kebutuhan compliance
  • Inovasi cloud menyebabkan maraknya penggunaan aplikasi berbasis cloud. Terdapat sekitar 369 aplikasi yang digunakan oleh tiap organisasi di Indonesia (dibandingkan dengan Asia Pasifik yang memiliki rata-rata 340 aplikasi). Oleh karena itu, dibutuhkan alat yang kuat untuk mengelolanya
  • Pemimpin TI dituntut untuk memberikan perhatian di berbagai bidang. Mereka menghabiskan sekitar 51% dari waktu mereka untuk memelihara infrastruktur, memenuhi compliance, serta menyelesaikan masalah operasional; 24% waktu untuk mengembangkan kemampuan digital generasi berikutnya; dan 25% waktu untuk kepemimpinan bisnis, khususnya pada inisiatif transformasi digital.
  • Terkait dengan transformasi digital, responden di Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengoptimalkan kegiatan operasional dibandingkan menarik pelanggan, memberdayakan karyawan, ataupun berinovasi dengan produk, jasa, serta model bisnis baru
  • Para responden mengkhawatirkan kesenjangan keterampilan dalam organisasi mereka. Mengutip jawaban responden, tiga keterampilan yang paling dibutuhkan ada di bidang keamanan (59%), manajemen aplikasi komputasi awan (57%), dan analisis data (37%).
  • Keamanan terus menjadi perhatian di dunia yang mengalami peningkatan ancaman siber setiap harinya. Tiga alasan utama yang menjadi kekhawatiran responden antara lain:

   

  1. Malware dan pencurian data oleh penjahat siber
  2. Pencurian data oleh karyawan
  3. Shadow IT’, seperti solusi dan layanan yang dapat digunakan di luar kepemilikan, serta kontrol dari departemen TI
  • Organisasi di Asia Pasifik rata-rata sudah menggunakan 40 produk keamanan
    • Di Indonesia, 85% dari responden setuju akan adanya kebutuhan untuk berinvestasi lebih banyak di bidang solusi dan jasa keamanan. Sementara itu, 78% menyetujui adanya kebutuhan untuk mengurangi rumitnya pengelolaan portofolio solusi dan layanan keamanan TI.

Transformasi TI dengan Hybrid Cloud

Mengadopsi strategi hybrid cloud menjadi langkah lanjutan bagi organisasi yang ingin mengambil manfaat dari kemampuan teknologi komputasi awan yang modern, tetapi ingin tetap mengelola aset tradisional mereka. Saat ini, sebanyak 48% dari para pemimpin TI memprioritaskan hybrid cloud. Sembilan dari sepuluh responden mengatakan mereka akan memprioritaskan hybrid cloud yang terintegrasi dengan alat manajemen umum, baik di public maupun private cloud.

Rizki Muhammad, Enterprise IT Architect & Information System Head, PT Serasi Autoraya mengatakan, “Departemen TI memiliki tantangan berat untuk menyeimbangkan kebutuhan digital bisnis saat ini dan masa depan. Cloud memiliki sejumlah perangkat baru yang beragam, yang memungkinkan terbentuknya manajemen yang lebih baik, melahirkan aplikasi yang cerdas, serta melakukan analisis yang canggih. Hal ini memberikan kami kesempatan untuk berinovasi sembari meningkatkan efisiensi pada berbagai aspek, termasuk aspek biaya.” Rizki menambahkan,Perkembangan teknologi tidak dapat diabaikan, melainkan perlu dikelola. Oleh karena itu, hybrid cloud menjadi teknologi yang tepat bagi kebutuhan organisasi di masa transisi ini.”

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved